Selasa, 17 Agustus 2010

ketika bicara tentang hidup, dengan semangat saya akan menanggapi.
serasa sudah segudang pengalaman yang saya punya.
saya bisa menjelaskan dari A-Z.
seumur hidup saya, bukan waktu yang cukup untuk membahas itu semua.
satu per satu, bisa saya katakan.

ketika bicara cita-cita, saya akan diam.
hanya tersenyum.
bermain dan jalan-jalan, yang ada di otak saya.

ketika bicara cinta, hanya senyum yang saya suguhkan.
hanya ke-sok-tahuan yang saya berikan.
karena tidak banyak yang akan memahami hati saya.
jadi, cukup sebatas ke-sok-tahuan saya saja.
karena tidak banyak yang bisa mengerti pengalaman saya.

ketika ditanya tentang dia.....
hanya dada saya yang penuh sesak.
hanya kata-kata yang tertahan ditenggorokan.
hanya ada, rindu.

ceritanya..

malam ini, ada yang berkata padaku demikian:

saya ingin bicara. dia pun meminta saya bicara.
nanti.
nanti jika kita bertemu lagi, saya akan bicara.
saya bicara dan bertanya.
mengungkapkan semua yang terselubung selama ini.
dan menanyakan pertanyaan saya selama ini.
saya diminta siap. saya harus siap.
jika memang nati pernyataan dan pertanyaan saya tidak sejalan kehendak, saya pasrah.
jika memang nanti adalah hari terakhir kita bertemu, saya pasrah.
jika memang kita tidak layak lagi bersama, saya pasrah.

saya tidak pernah tahu hati dia.
saya tidak pernah tahu dia jujur atau tidak.
saya tidak pernah tahu.
nanti saya akan tahu.
jika memang dituntut,
saya harus rela melepas dia.
saya harus sanggup melepas semua.

ada satu tulisan yang pernah saya baca. kurang lebih demikian isinya:
'perlu waktu semenit untuk berkenalan denganmu. butuh waktu satu jam untuk mengenalmu. butuh waktu sehari untuk mulai menyayangimu. butuh waktu seminggu untuk mulai mencintaimu. tapi butuh waktu seumur hidup melupakanmu.

ya. saya mencintai dia. dengan mudahnya. tapi tidak semudah itu melepas dia. melupakan dia.

saya berharap dia punya rasa yang sama.
saya sih tidak menuntut apa-apa. hanya kejujuran.
jujur, tanpa pertimbangan apapun.

hanya satu yang saya inginkan. mencium keningnya, sebelum melihatnya pergi.
sekali saja.

Senin, 16 Agustus 2010

i'm baack

setelah sekian lama ga berkunjung ke blog sendiri, akhirnya gw pulang lagi ke 'rumah' gw yang satu ini.
okeh. apa kabar dunia permainan kata? hehe. mulai lincah lagi jari gw diatas keyboard. otak gw udah mulai agak-agak nyambung sama hati.. hehe..

gw sangat ingin menulis. tapi kadang suka bingung mau nilis apa. kadang gw pengen nulis kaya raditya dika. tapi gw susah mengungkapkan kekonyolan ato kebodohan gw yang terlalu abstrak dengan kata-kata. ato gw pengen bikin tulisan bijak, kaya temen2 gw tulis, tapi gw juga ga bijak2 amat. hehe. alhasil, setiap tulisan gw pasti bergenre ala kadarnya. bergenre suka-suka sendiri.
gw suka dengan otak gw yang menari dengan liarnya. liar versi gw. hehe. genre lompat-lompat.

okeh. mulai.

-------------------------------------------------------

sudah beratus-ratus hari saya meninggalkan 'rumah' ini. yang tertinggal adalah beberapa pemikiran. sesuatu yang ada dalam hidup saya. hingga suatu hari seorang kawan memanggil saya untuk pulang.
saya mengiyakan. dan memang benar. betapa saya merindukan 'rumah' ini.
begitu tenang, meski hanya jadi tempat pelarian, tetap saja setia.

ketika sudah hilang semua manusia, hanya tersisa dia. 'rumah'. 'rumah' bagi saya adalah ketika saya menggenggam pensil dan mulai beradu dengan buku saya.
di sini saya mengungkapkan semua. disini saya mengenangkan semua. cinta, persahabatan, jalan hidup saya, dan apa yang ada di dalam saya.

ada orang yang bilang, 'mengenal seseorang bisa dengan melihat rumahnya' ya memang benar. tapi itu tidak berlaku untuk saya. ketika mereka melihat 'rumah' saya ini, belum tentu mereka bisa menjawab pertanyaan tentang saya.

saya tidak seperti yang kamu kenal. saya tidak seperti yang mereka kenal. karena saya, berbagai macam saya. untuk, kamu, saya akan mengenalkan saya yang ini. untuk mereka, saya uang itu. untuk dia, saya siapkan saya yang lain.

di 'rumah' saya, kamu akan menemui berbagai macam saya.