Minggu, 12 Desember 2010

ayah

ayah
apa rasanya memanggil seorang lelaki dengan kata ayah?
bagaimana sosoknya?
apakah dia yang selama ini aku panggil ayah adalah seorang yang pantas disebut ayah?
ayah
bagaimana dia seharusnya?
rasa apa yang seharusnya aku punya untuknya?
dimana aku bisa menemukan dia?
ayah
kapan aku bisa mengenal dia?
bisakah aku dan dia menjadi teman berbagi?
bagaimana dia seharusnya? seperti apa sosoknya?
ayah
apa yang seharusnya aku lakukan untuk mendapatkan sosok itu?
bisakah aku dan dia bersahabat?
saling mengerti memahami dan menghormati?
ayah
hanya air mata yang dapat membahasakan
setiap peristiwa yang aku lihat dengan mata
saat seorang anak mengatakan 'aku sayang ayah'
atau pun berkata ' aku bangga dengan ayah'
ayah
susah aku mengucapnya.

Rabu, 08 Desember 2010

mengapa kita

hidup terlalu rumit untuk dibayangkan.
terlalu berat untuk dipikirkan.
terlalu pahit bila diangankan.
tapi indah bila dijalani.
begitu megah bila dihadapi.
begitu berarti bila disadari.
semua tak serumit yang kau bayangkan, kawan.
semua tak seberat yang kau pikir, kawan.
semua tak sepahit yang kau angankan, kawan.
jalani, hadapi, dan sadari.
dan ingat Tuhan-mu.
ingat aku.
ingat kita.
saling menjaga, menopang, dan mengasihi.
itu alasanindah mengapa kita di sini.

senandung senja

senja berselimut kelabu.
berputar bersama rantai tawa tanpa tangis.
tersirat arti sahabat.
tergambar kekuatan hidup. penegak lunglainya kaki.
tatap dunia ini. tangis hiraukanlah.
ingat aku di sini. ingat aku berdiri.
ingat kita bersama. berjalan saling menopang.
tak ada arti senja tanpa selimut kelabu dan tawa.
tak perlu takut kelabu menutup jiwa.
ingat aku di sini. ingat aku berdiri.
ingat kita bersama.
berjalan menyentuh ujung dunia.

takdir kita.

semua sudah tercipta. semua sudah disabda.
aku, kamu, mereka, memang harus bertemu.
merangkai kisah. mencipta cerita, cinta, dan asa.
suatu pagi bertemu. menikmati deru kehidupan.
tertawa menangis hingga senja. hingga malam tiba.
dan tersadar, aku, kamu, dan mereka, ada.
kamu bagian hidupku. dan aku bagian hidupmu.
tak perlu takut sendiri. jika memang tercipta untuk bersama, pasti bersama.
dan kini aku tahu. semua sudah tertulis. semua sudah disabda.
aku, kamu, dan mereka, tercipta agar ada 'kita'.

Senin, 06 Desember 2010

oma

mungkin raganya telah pergi. tapi kasih sayangnya masih terasa hingga saat ini.
selama hidup ku, belum pernah aku temukan senyum indah seperti senyum itu.
itu yang membuat aku rindu.
rindu tidur di sebelahnya.
terbangun tengah malam dengan keadaan dia menggenggam tanganku. seolah-olah seperti menjagaku.
ketika aku kaget dan terbangun, aku melihat wajah itu. aku menatap matanya.
mata yang mengatakan, 'aku menyayangimu'
lalu tersenyum. senyum yang tulus dan terindah yang pernah ada di hidupku.
aku hanya bisa mengenang. mengingat. dan berharap tidak akan pernah lupa.
sesak dada ini. aku hanya berharap bisa melihat senyum itu. membalas tatapan mata itu dan mengatakan bahwa aku juga menyayanginya.
tapi itu tidak akan pernah terjadi. kini dia telah pergi.
aku ingat malam itu. malam di mana setiap orang yang menyayanginya, bicara dekat telinganya.
dengan urat yang tergaris jelas di kepalanya, menahan sakit katanya, mereka mulai berbisik.
meminta maaf. berdoa. dan mereka mengatakan mereka rela.
hanya aku yang tidak. sudah ada dia di seberang telepon sana. tapi aku tidak sanggup. semua tertahan. lidah kelu.
aku genggam telepon itu. begitu erat. hanya diam. tidak sanggup aku bicara.
aku pun tertidur. jam 00.20 aku terbangun. gelisah. panas. aneh rasanya. seperti ada yang datang. berpamitan.
aku tidak bisa tidur lagi. hingga jam 01.00. telepon rumahku berdering. cepat-cepat aku bangun dari tempat tidur.
aku angkat. papa diujung telepon sana.
dia bilang. oma sudah pergi.
hanya sesal yang ada.
tak sempat kata 'sayang' itu terdengar dari mulutku untuknya.
tak sempat aku katakan maaf atas sikap ku terhadapnya.
yang ada hanya sesal.
aku memang pernah marah kepadanya. aku jengkel. tapi sekarang... aku rindu.
aku rindu suaranya.
aku rindu ciumannya di keningku.
aku rindu pagi hari saat aku terbangun dari tidurku tepat di hari ulang tahunku. dia mengucapkan selamat ulang tahun sambil bernyanyi. hehehe. bahagia rasanya. hadiah istimewa untukku.
aku rindu jalan-jalan bersamanya.
aku rindu makan bersamanya.
aku suara dia tertawa. sampai kentut. hehehehehe.
aku rindu dia marah-marah saat aku pulang terlambat.
dan yang pasti, aku rindu genggaman tangan itu.
aku rindu senyuman itu.
aku rindu oma.
aku ingin bertemu. walaupun hanya dalam mimpi. hanya untuk senyum itu.

Selasa, 17 Agustus 2010

ketika bicara tentang hidup, dengan semangat saya akan menanggapi.
serasa sudah segudang pengalaman yang saya punya.
saya bisa menjelaskan dari A-Z.
seumur hidup saya, bukan waktu yang cukup untuk membahas itu semua.
satu per satu, bisa saya katakan.

ketika bicara cita-cita, saya akan diam.
hanya tersenyum.
bermain dan jalan-jalan, yang ada di otak saya.

ketika bicara cinta, hanya senyum yang saya suguhkan.
hanya ke-sok-tahuan yang saya berikan.
karena tidak banyak yang akan memahami hati saya.
jadi, cukup sebatas ke-sok-tahuan saya saja.
karena tidak banyak yang bisa mengerti pengalaman saya.

ketika ditanya tentang dia.....
hanya dada saya yang penuh sesak.
hanya kata-kata yang tertahan ditenggorokan.
hanya ada, rindu.

ceritanya..

malam ini, ada yang berkata padaku demikian:

saya ingin bicara. dia pun meminta saya bicara.
nanti.
nanti jika kita bertemu lagi, saya akan bicara.
saya bicara dan bertanya.
mengungkapkan semua yang terselubung selama ini.
dan menanyakan pertanyaan saya selama ini.
saya diminta siap. saya harus siap.
jika memang nati pernyataan dan pertanyaan saya tidak sejalan kehendak, saya pasrah.
jika memang nanti adalah hari terakhir kita bertemu, saya pasrah.
jika memang kita tidak layak lagi bersama, saya pasrah.

saya tidak pernah tahu hati dia.
saya tidak pernah tahu dia jujur atau tidak.
saya tidak pernah tahu.
nanti saya akan tahu.
jika memang dituntut,
saya harus rela melepas dia.
saya harus sanggup melepas semua.

ada satu tulisan yang pernah saya baca. kurang lebih demikian isinya:
'perlu waktu semenit untuk berkenalan denganmu. butuh waktu satu jam untuk mengenalmu. butuh waktu sehari untuk mulai menyayangimu. butuh waktu seminggu untuk mulai mencintaimu. tapi butuh waktu seumur hidup melupakanmu.

ya. saya mencintai dia. dengan mudahnya. tapi tidak semudah itu melepas dia. melupakan dia.

saya berharap dia punya rasa yang sama.
saya sih tidak menuntut apa-apa. hanya kejujuran.
jujur, tanpa pertimbangan apapun.

hanya satu yang saya inginkan. mencium keningnya, sebelum melihatnya pergi.
sekali saja.

Senin, 16 Agustus 2010

i'm baack

setelah sekian lama ga berkunjung ke blog sendiri, akhirnya gw pulang lagi ke 'rumah' gw yang satu ini.
okeh. apa kabar dunia permainan kata? hehe. mulai lincah lagi jari gw diatas keyboard. otak gw udah mulai agak-agak nyambung sama hati.. hehe..

gw sangat ingin menulis. tapi kadang suka bingung mau nilis apa. kadang gw pengen nulis kaya raditya dika. tapi gw susah mengungkapkan kekonyolan ato kebodohan gw yang terlalu abstrak dengan kata-kata. ato gw pengen bikin tulisan bijak, kaya temen2 gw tulis, tapi gw juga ga bijak2 amat. hehe. alhasil, setiap tulisan gw pasti bergenre ala kadarnya. bergenre suka-suka sendiri.
gw suka dengan otak gw yang menari dengan liarnya. liar versi gw. hehe. genre lompat-lompat.

okeh. mulai.

-------------------------------------------------------

sudah beratus-ratus hari saya meninggalkan 'rumah' ini. yang tertinggal adalah beberapa pemikiran. sesuatu yang ada dalam hidup saya. hingga suatu hari seorang kawan memanggil saya untuk pulang.
saya mengiyakan. dan memang benar. betapa saya merindukan 'rumah' ini.
begitu tenang, meski hanya jadi tempat pelarian, tetap saja setia.

ketika sudah hilang semua manusia, hanya tersisa dia. 'rumah'. 'rumah' bagi saya adalah ketika saya menggenggam pensil dan mulai beradu dengan buku saya.
di sini saya mengungkapkan semua. disini saya mengenangkan semua. cinta, persahabatan, jalan hidup saya, dan apa yang ada di dalam saya.

ada orang yang bilang, 'mengenal seseorang bisa dengan melihat rumahnya' ya memang benar. tapi itu tidak berlaku untuk saya. ketika mereka melihat 'rumah' saya ini, belum tentu mereka bisa menjawab pertanyaan tentang saya.

saya tidak seperti yang kamu kenal. saya tidak seperti yang mereka kenal. karena saya, berbagai macam saya. untuk, kamu, saya akan mengenalkan saya yang ini. untuk mereka, saya uang itu. untuk dia, saya siapkan saya yang lain.

di 'rumah' saya, kamu akan menemui berbagai macam saya.