Sabtu, 14 Juli 2012

realita, otak, kata, dan rasa

terlalu sering aku berpikir dan merasakan sendiri. hingga semua kalut semua tercipta sendiri.
terlalu banyak berpikir sendiri, dia pernah bilang.
jangan suka punya pemikiran sendiri tanpa disampaikan pada yang bersangkutan, dia pernah bilang.
jangan suka membayangkan, tapi dijalani, dia pun pernah bilang.

sejak saat itu aku belajar berbicara kepada orang lain. belajar menata kata.
belajar mengeluarkan kata. belajar tegap menapak langkah.
belajar untuk meyakini.

seperti saat ini. aku belajar memahami, menerima, dan mengerti.
pikiran dan rasa itu terus menerus datang jika cerita itu kembali lagi.
tapi aku meyakini apa yang sekarang aku dan dia jalani.
semua karena kita pernah berbagi kata dan rasa.

perlahan aku belajar untuk lebih dewasa. dan menerima kenyataan, tanpa memaksakan rasa.
tak ada yang bisa mengatur rasa, apalagi cinta.
yang dibutuhkan hanya ketulusan dan keikhlasan.

menjalani. bukan membayangkan.
berbagi, bukan berspekulasi sendiri.

dibalik pemikiran sendiri, aku kini meyakini yang aku jalani.
memang perang itu ada di dalam kepala dan dadaku.
tapi aku meyakini. aku menerima. berlapang dada melihat kenyataan.

tak peduli porsi akan pembagian kasih. aku akan tetap mencinta. tanpa ragu.
tak peduli bagaimana besar rasa. aku tetap selalu mencinta. tanpa ragu.

kenyataan. realita otak dan hati.
ketulusan. keikhlasan.

Tidak ada komentar: